Jumat, 22 Maret 2013

Rokok dan Saya: Perkenalan Pertama



Masa kecil Saya adalah Masa Alim. 

Saya menghabiskan Masa SD, SMP, dan SMA Saya sebagai Anak Alim. Yang Saya tahu hanyalah Belajar, Mengerjakan PR dan Tugas-tugas dari Sekolah. Pergi bermain dengan Teman-Teman Sekolah pun amat sangat jarang. Orangtua Saya, terutama Ayah Saya, adalah Orangtua dengan Filosofi Pengasuhan Anak yang Kolot, Konservatif, dan agak Otoriter, seperti halnya Keluarga-Keluarga lain dengan Warisan Tradisi Tionghoa yang masih Kental dan Tradisional.

Hobi Saya hanyalah Membaca Buku. Hobi itu bertahan sampai detik ini. Dan hanya hal inilah yang bertahan dan terus lestari sampai detik ini. Yang lain-lainnya sudah berubah. Saya bukan Anak Alim seperti dulu lagi.

Pada Masa Anak Alim Saya yang begitu lama dari TK, SD, SMP, bahkan sampai SMA, Saya tidak pernah Pacaran, Clubbing, Minum Alkhohol, dan juga Merokok.

Selesai SMA, Kedua Orangtua Saya memberikan Saya kesempatan untuk Kuliah di Malaysia. Berjuta Terima Kasih Saya haturkan kepada Kedua Orangtua Saya. Sampai selamanya, Saya tidak akan pernah tuntas dan tunai membalaskan seluruh Jasa dan Budi mereka.

Nah, mulai dari masa Kuliah di Malaysia inilah Saya mulai alami kehidupan mandiri dan bebas. Tinggal tidak bersama dengan Orangtua, dan Sanak-Saudara. Menjalani dan Menjalin Cerita Petulangan Saya Sendiri yang akhirnya turut membentuk Peter Rave saat ini.

Ketika Kuliahlah Saya mulai merokok. Pertama kali Saya merokok diajak oleh Suzzane, Teman Sekelas Saya saat Kuliah di Malaysia. Ia Cantik, Tinggi, Berkulit Putih Oriental, dan Bertubuh agak Semok namun Sexy. Saya cukup suka padanya. Tertarik padanya secara Sexual. Saat itu Saya masih Cupu, masih Malu-Malu, masih Minder dengan Wanita Cantik, apalagi apabila Saya memendam hasrat pada Wanita tersebut. Suzzane adalah tipikal Wanita Cantik, Fun, Asyik, banyak Teman Kenalan Pria, suka Party, dan agak kurang bahkan buruk dalam masalah Akademis di Kampus.

Tentunya Pria seperti Saya saat itu tidak menarik baginya secara Romantis apalagi Sexual. Namun Saya adalah salah satu Murid terbaik dalam hal Akademis di kelas. Oleh karena itu Ia sering mengajak Saya ke kostnya, masuk ke kamarnya, untuk membantunya dalam hal Pelajaran dan juga hal-hal Akademis lainnya yang berhubungan dengan Kampus.

Sering Saya tidak bisa konsentrasi melihat lekuk tubuhnya yang hanya terbungkus kaos putih tipis. Cetak permukaan Bra-nya menyembul di balik kaos tipis. Bahkan Saya bisa melihat motif bunga-bungaan dan renda-rendaan yang tercetak di Bra yang dikenakannya. Saya sampai hafal dengan beberapa Bra yang menjadi favoritnya yang sering dipakai olehnya.

Saya menciumnya. Ia menciumku. Aku membelai rambut panjangnya. Ia memelukku, melingkarkan kedua tangan dan lengannya di pinggangku. Aku melepas bajunya. Dan ia mulai melepas kancing celana dan menurunkan resleting celana jeans pendekku.

Kami berciuman. Kami petting. Kami bercinta. Dan akhirnya ketika selesai, kami berdua tergolek lemas tanpa daya. Saya membalikkan badan ke samping. Suasana menjadi aneh. Kenapa hal ini bisa terjadi. Tiba-tiba ia menepuk pundakku dari belakang dan memanggil namaku: Hai, Lin!

Aku terbangun dari lamunanku. Lamunan binal, imajinasi birahi, dan fantasi liarku. 

Memang Aku suka pada Suzzane. Namun Aku Terlalu takut. Terlalu malu. Terlalu minder. Saya gak pernah Move In. Saya gak pernah Make A Move.
.
Suzzane menawariku sebatang Rokok: Marlboro Putih. Saya tidak pernah merokok. Namun karena tidak mau terkesan Cupu walaupun Cupu beneran. Saya menerima Rokok itu darinya, menjepitnya dengan kedua tepi bibir atas dan bawahku. Suzzane menyalakan api dengan korek gas murah miliknya.

Gak pernah merokok, Saya mau terkesan keren. Langsung Saya hisap dalam-dalam rokok Marlboro Putih tersebut. Satu Hisap. Dua Hisap, dan Pada Hisapan Ketiga Sesuatu Terjadi.

Kepala Saya terasa berangsur-angsur semakin berat dan semakin berat. Searasa otak saya diremas-remas dengan tangan kasar kuli pelabuhan. Perut Saya mual, dan semakin mual. Rasanya ada gelombang ombak tsunami dari dalam lambung Saya yang mendorong dengan keras naik ke atas, sampai ke kerongkongan Saya. Cairan itu sampai di lidah Saya. Terasa Asam. Saya langsung lari ke toilet tanpa sempat berkata apa-apa ke Suzanne untuk mejelaskan semua yang telah terjadi. Saya muntah-muntah di toilet Kost Suzanne.

Sekeluar Saya dari toilet, Suzanne hanya bisa tertawa terpingkal-pingkal, sambil masih berusaha menghibur dan menyemangati Saya dari kejadian yang sangat Cupu itu: 'Its Ok, Lin! That's normal for this kind of thing to happen when You have Your First Cigarette!'

Saya hanya bisa tersipu malu sambil memberikan ekspresi wajah konyol.

Sejak hari itu Rokok dan Merokok telah jadi keseharian dan kebiasaan Saya. Peristiwa hari itu, hari pertama Saya mengenal dan mencoba Merokok akan selalu tertinggal dalam Memori Saya sampai kapanpun.

06 - 23-03-2013 - 13:13 WIB

Peter Rave
Founder & Coach WomenMagnet.com
Twitter: @peterrave
 
WOMEN MAGNET
Sekolah Pelatihan Cinta, Kencan, dan Asmara bagi Pria
Facebook Fan Page: www.facebook.com/womenmagnet
BB Pin: 29F11F8A
YahooMessenger: womenmagnetinfo@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar