Senin, 18 Maret 2013

Lontong Sayur Pak Kumis: Dekat Kantor


Lontong Sayur adalah salah satu dari makanan favorit Saya.

Kelezatan Lontong Sayur sangat ditentukan oleh Aroma, Rasa, dan Kekentalan Kuah Santan-nya.

Dari semua Lontong Sayur yang pernah Saya coba seumur hidup Saya sampai tulisan ini Saya tulis, Lontong Sayur paling lezat yang pernah Saya cicipi adalah Lontong Sayur Pak Kumis.

Sumpah Mati! Saya telah mencoba beberapa merek Lontong Sayur yang cukup ternama di Jakarta, bahkan salah satunya yang sangat terkenal ada di dekat Stasiun Jakarta Kota, atau lebih sering disebut Stasiun Beos. Nah meskipun Lontong Sayur di situ sangat terkenal dan sering disambangi para Artis Ibukota, rasanya gak bisa menandingi Lontong Sayur Pak Kumis.

Lontong Sayur Pak Kumis dijajakan oleh si Penjualnya di atas Sepeda. Karena Bapak penjual Lontong Sayur ini memiliki kumis, maka mungkin untuk memudahkan, Ia memberikan nama Lontong Sayur dagangannya Lontong Sayur Pak Kumis yang Ia tuliskan dengan tulisan tangannya yang cukup cakar ayam menggunakan spidol, dan dituliskan di kotak tripleks Ia meletakkan centong kaleng tempat Lontong Sayur dagangannya.

Nah dimana Lontong Sayur Pak Kumis berada? Pak Kumis menjajakan Lontong Sayurnya di kompleks Ruko dimana Kantor tempat Saya bekerja saat ini berlokasi.

Hampir tiap pagi setelah Saya sarapan 1 buah Apel di rumah sekitar jam 06:00 - 07:00 WIB, Saya akan makan Sarapan babak 2 setelah sampai di Kantor Saya. Setelah Absen, dan menaruh tas Saya di ruangan atas, biasanya Saya akan langsung ke tempat Pak Kumis mangkal dengan Sepedanya yang sudah begitu kerepotan melayani para pembeli dan langganannya di pagi hari.

Masih teringat kali Pertama Saya mencoba Lontong Sayur Pak Kumis ini, Saya langsung Jatuh Cinta dengan Kelezatannya. Setelah hampir menjadi ritual tiap pagi utnuk Sarapan Babak 2 dengan Lontong Sayur Pak Kumis, bisa dibilang hampir Setiap Hari Kerja dalam 1 Minggu Saya pasti Makan Lontong Sayur Pak Kumis sebelum Saya memulai aktivitas pekerjaan Saya di kantor, kecuali apabila Saya tidak ke kantor pada pagi hari dan langsung ke tempat clients dan customer untuk Kunjungan / Visits.

1 Piring Lontong Sayur Pak Kumis, 1 Gelas White Coffee Ice yang Saya pesan di Warung Rokok dekat Pak Kumis memangkalkan Sepedanya dan berdagang lontong di atas Sepeda yang ditegakkannya dengan Standar Sepedanya. Ditambah Rokok Sampoerna Mild sebagai penutup setelah Makan Lontong Sayur, sambil menyeruput White Coffee Ice. Itulah ritual Sarapan Saya

Sama seperti Pacaran. Ibaratnya Saya sudah terlanjur Naksir, kemudian Jatuh Cinta, dan bisa dibilang Cinta Mati pada Lontong Sayur Pak Kumis.

Selama Pak Kumis masih absen tiap pagi untuk menjajakan Lontongnya, Saya akan tetap menyantapnya sebagai Sarapan Pagi. Kecuali Pak Kumis tidak berjualan lagi, atau Saya menemukan 'Pacar Baru', sebuah alternatif Penjaja Makanan Baru di Kompleks Ruko Kantor tempat Saya bekerja, yang tentunya lebih lezat di lidah Saya, dan mampu membuat Saya merasakan ketagihan.

Pagi Hari yang masih dingin. Kuah Lontong Sayur yang begitu Panas, masih Berasap. Aroma Santan yang begitu harum. Pekatnya Kuah Santan yang mengalir perlahan ke kerongkongan, sembari meresapkan Rasa kental Santannya ke sekujur permukaan Lidah. Sensasi ketika menggigit Telur Rebus yang begitu Hangat Kepanas-panasan di Lidah. Kerupuk-Kerupuk yang terembesi dan teresapi Kuah Santan panas lagi pedas itu. Semua bercampur baur menjadi Satu. Teresap Lidah, Tercampur Air Liur, dan Mengalir Masuk ke dalam Kerongkongan kemudian ke dalam Lambung. Masih terasa hangat dan pedasnya di lambung.

Itulah Masturbasi Kuliner yang Saya lakukan setiap pagi hari. 
Sebuah Ritual Pasti untuk memulai Hari yang penuh dengan Cinta dan Petualangan!

02 - 19-03-2013 - 00:22 WIB

Peter Rave
Founder & Coach WomenMagnet.com
Twitter: @peterrave
 
WOMEN MAGNET
Sekolah Pelatihan Cinta, Kencan, dan Asmara bagi Pria
Facebook Fan Page: www.facebook.com/womenmagnet
BB Pin: 29F11F8A
YahooMessenger: womenmagnetinfo@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar