Bulan Oktober sampai dengan Desember 2017 seakan-akan adalah Bulan-Bulan "Demam Buku Ahok" bagi Saya. Setelah berhasil mendapatkan Buku Pertama Koleksi Saya tentang Ahok, yaitu "AHOK" tulisan Jeffrie Geovanie pada tanggal 10-Oct-2017, Saya terus mengunjungi Toko Buku-Toko Buku Gramedia manapun yang kebetulan berlokasi sama dengan Mall yang sedang Saya sambangi, entah itu Gramedia Citraland, Gramedia Central Park Mall, maupun Gramedia Grand Indonesia.
Namun Saya harus kecewa, karena seperti Saya telah ceritakan sebelumnya di Entry Blog yang mengulas buku "AHOK" tulisan Jeffrie Geovanie, sepertinya dengan "jatuhnya" Ahok dari Kekuasaan Politik DKI Jakarta lalu harus masuk penjara karena Kasus Penistaan Agama, seakan Buku-Buku Ahok sudah mulai menghilang dari Rak-Rak Buku di Jakarta, terutama Buku-Buku yang terbit sebelum tahun 2016.
(Bagi yang ingin membaca Review Saya tentang Buku "AHOK" tulisan Jeffrie Geovanie, boleh klik Link ini: http://peterrave.blogspot.in/2017/12/ahok-by-jeffrie-geovanie-buku-pertama.html )
Tapi siapa yang menyangka Saya berhasil mendapatkan Buku Kedua Saya tentang Ahok bukan di Toko Buku Gramedia, atau Toko Buku Gunung Agung, ataupun Toko Buku-Toko Buku yang dagangan utamanya adalah Buku-Buku Berbahasa Indonesia, tapi Buku Kedua tentang Ahok yang berhasil Saya temukan, lalu Saya beli, baca, dan koleksi ini, Saya dapatkan di Toko Buku PERIPLUS di Bandara Juanda Terminal 2, Surabaya. Saat itu, Saya sedang menunggu untuk Boarding ke Pesawat Saya untuk terbang kembali ke Jakarta setelah Tugas Kantor ke Surabaya selama 3 Hari 2 Malam.
Buku Kedua tentang Ahok yang Saya berhasil Koleksi judulnya adalah "Gara-Gara AHOK: Dari Kegaduhan ke Kegaduhan", yang ditulis oleh Ismantoro Dwi Yuwono, dkk. dengan Detail seperti berikut ini:
Judul Buku : Gara-Gara AHOK: Dari Kegaduhan ke Kegaduhan
Tebal : 356 Halaman (termasuk Daftar Pustaka dan Profil Team Penulis)
Team Penulis : Ismantoro Dwi Yuwono, Hasnul Arifin, & A. Rahmat
Penerbit : Media Pressindo
Cetakan Pertama, Tahun 2017
Saat Saya menemukan Buku ini di antara Tumpukan Buku-Buku Berbahasa Indonesia di PERIPLUS Juanda 2, Surabaya (PERIPLUS juga menyediakan area untuk Buku-Buku Berbahasa Indonesia namun proporsinya sangat kecil dibandingkan dengan Buku-Buku Berbahasa Inggris), ternyata Buku ini adalah Satu-Satunya Buku yang Ada di Stock, dan Saya tidak bisa memilih, jadi kalau memang Saya ingin membeli Buku ini, hanya Satu-Satunya Buku inilah yang tersedia di sana.
Saya lebih suka memilih Satu di antara Banyak Pilihan Buku-Buku yang sama setiap kali Saya membeli Buku. Kecintaan Saya pada Buku membuat Saya begitu Perfeksionis dalam Hal Buku, dimana setiap kali membeli Buku, Saya selalu pilih yang terbaik menurut Saya.
Mungkin parameter Saya dalam menentukan Buku yang akan Saya pilih agak subjektif, namun bagi Saya sendiri, Saya lebih suka memilih Buku dengan Plastic yang masih sempurna membungkus Buku, di mana ke 4 sudut Buku ujung-ujungnya masih runcing sempurna dan tidak ada lipatan atau lengkungan. Selain itu Saya juga melihat dari tampak atas dan tampak depan apakah Lem yang menempelkan Halaman-Halaman Buku ke Sampul Buku itu terlihat tebal dan rapat, tanpa ruang kosong atau lubang kosong, walaupun kecil.
Karena Buku "Gara-Gara AHOK" ini cuma satu-satunya, jadi Saya gak bisa milih, dan mau gak mau harus ambil dan bayar Buku ini. Saya bersyukur Saya ambil keputusan untuk tetap beli Buku ini di Hari itu, walaupun tidak bisa memilih karena stoknya tinggal satu.
Kenapa? Karena Buku "Gara-Gara AHOK" ini tidak pernah lagi Saya temukan di Toko Buku-Toko Buku Gramedia manapun yang Saya sambangi sampai Hari ini.
Bahkan juga di Toko Buku Gramedia Matraman (yang katanya paling lengkap di Seluruh Jakarta) yang baru Saya kunjungi baru kemarin ini untuk berburu Buku-Buku Ahok lainnya, Saya tidak dapat menemukan Buku ini.
Meskipun kunjungan Saya ke Gramedia Matraman kemarin itu cukup membuat Saya puas, karena Saya berhasil mendapatkan 4 Buku Ahok lagi, dimana salah satunya adalah "AHOK Koboi Jakarta Baru" terbitan tahun 2013 tulisan Markus Gunawan, yang sudah amat sangat sulit dicari.
Bahkan juga di Toko Buku Gramedia Matraman (yang katanya paling lengkap di Seluruh Jakarta) yang baru Saya kunjungi baru kemarin ini untuk berburu Buku-Buku Ahok lainnya, Saya tidak dapat menemukan Buku ini.
Meskipun kunjungan Saya ke Gramedia Matraman kemarin itu cukup membuat Saya puas, karena Saya berhasil mendapatkan 4 Buku Ahok lagi, dimana salah satunya adalah "AHOK Koboi Jakarta Baru" terbitan tahun 2013 tulisan Markus Gunawan, yang sudah amat sangat sulit dicari.
"AHOK Koboi Jakarta Baru" sendiri bisa dianggap sebagai Salah Satu Buku di antara Buku-Buku yang Mula-Mula mulai membahas tentang Ahok saat masih menjadi Wakil Gubernur Jakarta bersama dengan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Saya akan mengulas "AHOK Koboi Jakarta Baru" di tulisan berikutnya, dan focus membahas tentanng buku "Gara-Gara AHOK: Dari Kegaduhan ke Kegaduhan" tulisan Ismantoro Dwi Yuwuono, dkk pada tulisan ini.
Buku "Gara-Gara AHOK: Dari Kegaduhan ke Kegaduhan" ini adalah Terbitan Tahun 2017 dan masih Cetakan Pertama. Saat Saya membelinya di PERIPLUS Juanda 2, Surabaya, Staff PERIPLUS yang bertugas saat itu bilang bahwa Buku ini masih bener-bener baru banget dan baru banget masuk ke Store ini (PERIPLUS Juanda 2, red.)
Jadi menurut Saya, seharusnya Buku ini keluar ke pasaran sekitar bulan Oktober - November 2017, walaupun di keterangan yang ada di Awal Buku ini hanya menyebutkan Cetakan Pertama, 2017.
Seluruh Buku ini terbagi menjadi 22 Bab, dimulai dengan Bab 1: Ahok dan Masa Lalunya, dan diakhiri dengan Bab 22: Kasus Dugaan Penistaan Agama.
Bagian terakhir dari Bab terakhir yaitu Bab 22 adalah Bagian I: Aksi Demo yang Lebih Besar, yang menceritakan tentang Aksi 212, dimana di Bagian sebelumnya Ahok sudah ditetapkan menjadi "tersangka" pada tanggal 16 November 2017 melalui keterangan yang diberikan oleh Komjen Ari Dono (selaku Kepala Bareskrim Polri) di Mabes Polri. Keputusan ini diambil oleh Polri setelah Gelar Perkara Sehari Sebelumnya pada tanggal 15 November 2017.
Berbeda dengan buku "AHOK" nya Jeffrie Geovanie (JG), yang merupakan Kumpulan Artikel JG dalam berbagai media yang disusun dengan topik satu ke topik lain yang sepertinya mengikuti Kronologi Waktu, akan tetapi sebenarnya merupakan Opini JG dalam menanggapi berbagai peristiwa teripisah yang melibatkan Ahok sebagai pemeran utamanya.
Berbeda dengan Buku "AHOK" nya JG, Buku "Gara-Gara AHOK" ini ditulis seperti Biografi yang alurnya taat dengan Kronologi Waktu, dari masa yang lebih lampau ke masa yang lebih depan.
Berbeda dengan Buku "AHOK" nya JG, Buku "Gara-Gara AHOK" ini ditulis seperti Biografi yang alurnya taat dengan Kronologi Waktu, dari masa yang lebih lampau ke masa yang lebih depan.
Dimulai dari masa kecil Ahok di Belitung, lalu melanjutkan pendidikan ke Jakarta, kemudian Berbisnis, hingga Masuk ke Kancah Politik, dan pada puncaknya memenangi Pilkada DKI 2012 bersama Jokowi, dan kemudian menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012-2017.
Porsi Cerita lebih banyak pada masa-masa ketika Ahok mulai menjabat sebagai Wakil Gubernur-nya Jokowi, dan lalu kemudian menjadi Gubernur menggantikan Jokowi yang terpilih menjadi Presiden RI periode 2014-2019, dibandingkan dengan Porsi Cerita untuk masa "pra" Wagub Jakarta (masa kecil, masa muda, masa-masa awal berkiprah di Politik, sampai dengan masa-masa Belitung) hanya dibahas secara sangat cepat dan amat sekilas.
Keunikan dari Buku "Gara-Gara AHOK" ini adalah semua Daftar Pustaka yang dicantumkan di Akhir Buku ini semuanya bersumber dari sumber-sumber online (internet), dan tidak ada satupun yang sumbernya merupakan sumber cetak (buku, majalah, atau surat kabar).
Dari sini saja Kita bisa menyimpulkan bahwa AHOK begitu populernya sehingga Team Penulis bisa menulis sebuah Buku yang cukup tebal (354 Halaman) hanya bernarasumberkan dari sumber-sumber online (internet).
Walaupun hanya bersumber dari sumber-sumber online (internet) semata, menurut Saya pribadi, Team Penulis sudah bekerja dengan cukup serius dan maksimal, dimana Daftar Pustaka yang memuat sumber-sumber online (internet) yang dipakai oleh Team Penulis untuk menulis Buku ini sendiri saja menyumbang 10 halaman di bagian akhir Buku ini.
Dapat Kita temukan berbagai kesalahan ketik dan juga kesalahan tata-letak kata-kata dan kalimat-kalimat yang sepertinya tidak sengaja tercut-paste dan tercopy-paste oleh Penulis pada saat proses penyusunan Buku ini.
Mungkin oleh karena mengejar "dateline" agar Buku ini segera bisa turun cetak dan segera diterbitkan ke Pasaran, ada ketergesa-gesaan dan kekurangtelitian pada proses pemeriksaan akhir sebelum Buku ini turun cetak, yang mengakibatkan berbagai kesalahan ini masih ada sampai versi akhir Buku yang sudah berada di tangan Para Pembaca ini.
Mungkin oleh karena mengejar "dateline" agar Buku ini segera bisa turun cetak dan segera diterbitkan ke Pasaran, ada ketergesa-gesaan dan kekurangtelitian pada proses pemeriksaan akhir sebelum Buku ini turun cetak, yang mengakibatkan berbagai kesalahan ini masih ada sampai versi akhir Buku yang sudah berada di tangan Para Pembaca ini.
Meskipun demikian, kesalahan ketik dan tata-letak kata-kata dan kalimat-kalimat tersebut tidak terlalu banyak dan secara keseluruhan tidak terlalu menganggu proses pemahaman terhadap makna dari bagian bersangkutan, dan sama-sekali tidak menganggu alur dari Buku ini.
Menurut Saya, Penulis berusaha senetral mungkin, dan menyajikan fakta-fakta tanpa mencampurkan opini pada Buku ini. Bilapun ada Opini yang diikutsertakan ke dalam Buku ini, Opini-Opini tersebut adalah Opini-Opini tokoh-tokoh dan pihak-pihak lain (seperti Ratna Sarumpaet, Haji Lulung, Yusril Ihaza Mahendra, SBY, Fadli Zon, Munarman, Habib Rizieq Shihab, dll) yang menanggapi dan merespons kejadian-kejadian pada masanya yang melibatkan Ahok sebagai tokoh utamanya.
Untuk Kasus Reklamasi dan Sumber Waras, terkesan sekali bahwa Penulis menulis dengan berhati-hati dengan mencoba untuk menyajikan fakta-fakta yang ada tanpa memberikan opini sama-sekali, sehingga saat membaca Buku ini di bagian-bagian tersebut (Sumber Waras dan Reklamasi), Kita serasa seperti membaca "Koran" daripada "Buku".
Memang, seharusnya dalam menulis "Buku", sebenarnya Penulis "Buku" harus berani memberikan Opininya sendiri. Ini sangat berbeda dengan berita di "Koran" yang hanya bertujuan memaparkan fakta secara apa adanya, dan bahkan tidak boleh melibatkan "opini".
Memang, seharusnya dalam menulis "Buku", sebenarnya Penulis "Buku" harus berani memberikan Opininya sendiri. Ini sangat berbeda dengan berita di "Koran" yang hanya bertujuan memaparkan fakta secara apa adanya, dan bahkan tidak boleh melibatkan "opini".
Overall, menurut Saya Buku "Gara-Gara AHOK: Dari Kegaduhan ke Kegaduhan" tulisan Ismantoro Dwi Yuwono, dkk. ini cukup informatif, dengan didukung oleh 10 Halaman "Daftar Pustaka" (walaupun semuanya adalah Sumber-Sumber Online).
Selain itu Buku ini berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan Fakta tanpa berani melibatkan Opini Penulisnya. Untuk Cetakan Berikutnya, semoga Kesalahan Ketik dan Tata-Letak Kata dan Kalimat bisa diperbaiki. Selain itu, semuanya dianggap OK.
Selain itu Buku ini berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan Fakta tanpa berani melibatkan Opini Penulisnya. Untuk Cetakan Berikutnya, semoga Kesalahan Ketik dan Tata-Letak Kata dan Kalimat bisa diperbaiki. Selain itu, semuanya dianggap OK.
Untuk Para Ahokers, tentu saja Buku ini layak untuk Anda Koleksi. Bagi Non-Ahokers yang ingin mengetahui lebih banyak fakta tentang Ahok yang cukup netral, berimbang, dan tidak memihak, Buku "Gara-Gara AHOK: Dari Kegaduhan ke Kegaduhan" ini cukup Recommended!
07 - 31-12-2017 - 18:22WIB
Sudirman Office, Jakarta, Indonesia
Peter Rave
Founder & Coach WomenMagnet.com
WOMEN MAGNET
Melatih Anda Menjadi Pria Magnet Wanita!
Melatih Anda Menjadi Pria Magnet Wanita!
Website: www.womenmagnet.com
Whatsapp: 0878-8080-7978
Call-Center: 0878-8080-7978