Rabu, 19 Juni 2013

Kwetiau Sapi Aciap: Warisan Nostalgia Romantis Kedua Orangtuaku


Baru sekitar 1-2 jam lalu Saya makan malam di Kwetiau Sapi Aciap. Terbesit keinginan Saya untuk memasukkan entri tentang Kwetiau Sapi Aciap ini di Blog Saya.

Memang di Blog Saya ini tentang Kuliner, Saya hanya akan share Restoran-Restoran dan Tempat-Tempat Makan yang Menurut Saya layak diabadikan dalam Cerita.

Kriterianya ada 2. 

Kriteria yang ke-1, pastinya memang Makanan di Restoran-Restoran dan Tempat-Tempat yang terabadikan cerita dan liputannya di Blog Saya ini benar-benar sungguh lezat menurut Saya.

Nah, kemudian Kriteria yang ke-2, Restoran-Restoran dan Tempat-Tempat Makan tersebut memiliki Arti Historis dan Nostalgia bagi Saya, dimana di Restoran-Restoran dan Tempat-Tempat Makan tersebut telah menjadi bagian dari Sejarah dan Cerita Kehidupan Saya.

Entah karena pernah terjadi Moment-Moment yang tidak terlupakan dan abadi dalam Memori Saya, atau memang Tempat-Tempat Makan tersebut telah menjadi Bagian dari Sejarah dan Cerita Kehidupan Saya untuk periode waktu yang cukup lama. Misalkan, Restoran-Restoran dan Tempat-Tempat Makan tersebut telah menjadi Tempat Makan yang sering Saya kunjungi sejak Saya masih seorang Bocah.

Pada entri kali ini tentang Kwetiau Sapi Aciap, ke-2 kriteria tersebut terpenuhi. Memang Kwetiau Sapi Aciap sangat lezat bagi Saya. Dan selain itu, Kwetiau Sapi Aciap memiliki Nilai Nostalgia dan Makna Historis bagi Saya.

OK, pertama baiklah Saya bercerita tentang aspek Historis dan Nostalgia dari Kwetiau Sapi Aciap ini bagi Saya terlebih dahulu.

Kwetiau Sapi Aciap yang lokasinya ada di Jalan Mangga Besar Raya, dekat dengan Rumah Saya, sudah berdiri untuk waktu yang Sangat Lama. Restoran Kwetiau ini sejarahnya sudah lebih Tua dari Umur Saya. Sebelum Saya lahir, Restoran Kwetiau ini sudah ada, dan menjadi Tempat Rutin bagi Ayah dan Ibu Saya yang waktu itu masih Pacaran untuk Dating.

Memang Generasi Berganti, begitu pula Kultur dan Peradaban Dating ikut berubah. Pada Masa Ayah dan Ibu Saya, Restoran dan Rumah Makan sejenis Kwetiau Aciap ini menjadi tempat favorit. Selain itu juga tempat-tempat umum non-komersial seperti Monas dengan Taman-Tamannya yang luas, Gelanggang Remaja, Kebun Binatang, dan lain-lain tempat yang masih belum terlalu komersial.

Di masa ini, Pasangan yang sedang Berpacaran lebih sering dan lebih umum pergi ke Mall, dimana Mall sudah menjadi One-Stop Entertainment Solution bagi Semua Orang di Jakarta. Baik sebagai tempat Hiburan Keluarga dan Tempat Pacaran di Akhir Pekan, bahkan sampai Tempat Bermain Anak-Anak, Tempat Olahraga dan Fitness, dan juga Tempat Ibadah. Semua bersatu dan terangkum dalam Mall.

Sewaktu Ayah dan Ibu Saya berpacaran dulu, mereka sering Dating di Kwetiau Sapi Aciap, namun waktu itu Kwetiau Sapi Aciap belum berupa sebuah Restoran dalam Ruko, melainkan masih berupa Gerobak dengan Meja-Meja Lipat dan Kursi-Kursi Lipat.

Disebut Kwetiau Sapi Aciap, karena memang Sang Bos merangkap Sang Chef adalah Seroang Tionghoa dari Pontianak bernama Aciap. Begitulah Cerita Ayah Saya. Ayah Saya bahkan kenal dekat dengan Aciap, karena memang sudah langganan sedari zaman pacaran dengan Ibu Saya, dimana waktu itu Saya belum lahir.

Kemudian setelah Ayah Saya menjadi Seroang Ayah dan Saya lahir, sejak Saya masih seorang bocah, Ayah Saya selalu mengajak Saya makan di Kwetiau Sapi Aciap. Memang di daerah Mangga Besar ada beberapa Restoran Kwetiau Sapi ala Pontianak, namun Ayah Saya paling sering membawa Kami Sekeluarga: Ayah, Ibu, Saya, dan Adik Saya, makan di Kwetiau Sapi Aciap ini.


Saya masih sering makan di Kwetiau Sapi Aciap sepulang Saya dari Kantor. Saya lebih memilih makan di luar, karena repot kalau mau pulang ke rumah dulu. Karena biasa setelah Saya bubar kerja di Kantor jam 5 sore, Saya kerja shift ke-2 untuk menyelesaikan semua hal berkenaan dengan WOMEN MAGNET.

Memang Embrio WOMEN MAGNET lahir di tahun 2010, waktu itu Kita namakan PRIA PARIPURNA. Namun pada akhirnya semua dirombak total, baik Filosofi maupun Keseluruhan Konsepnya, dan di tahun 2011 Kita ubah menjadi WOMEN MAGNET. Bagi yang ingin mengikuti jejak sejarah PRIA PARIPURNA bisa langsung akses ke Blog PRIA PARIPURNA di http://www.priaparipurna.wordpress.com

Era PRIA PARIPURNA adalah Era Perintis. Dimana Kita merintis semuanya, sembari melengkapi dan menyempurnakan seluruh Konsep dan Teori-Teori yang ada. Waktu itu, Kami tidak fokus dan melakukannya sebagai Hobby. Namun, Saya dan Segenap Team WOMEN MAGNET yang dulu juga sebelumnya merupakan Team PRIA PARIPURNA, cukup berbangga hati, dimana kemungkinan besar PRIA PARIPURNA adalah Satu-Satunya Institusi Pelatihan Cinta, Kencan, dan Hubungan Wanita di DUNIA yang mengadakan Pelatihan-Pelatihan secara Gratis.

Memang, Motivasi Utama dan Terutama: Leitmotif dari Saya mendirikan PRIA PARIPURNA pada Awalnya adalah BUKAN Uang ataupun Keuntungan Material, akan tetapi Kepuasan Batin dan Self-Actualization dari Passion Saya yang begitu Besar pada Wanita Cantik dan Ilmu untuk Memberdayakan Pria menjadi lebih baik dalam Seni dan Ketrampilan Cinta, Percintaan, dan Hubungan dengan Wanita.

Sekarangpun, sembari menulis Entri di Blog Saya tentang Kwetiau Sapi Aciap inipun, Saya sedang mempersiapkan penulisan untuk Artikel WOMEN MAGNET berikutnya. Menulis Blog lebih seperti curhat dan letupan emosi dalam benak Saya. Saya cukup melakukannya dengan Santai, dan tanpa proses editing dan koreksi. Semua terjadi dalam 1 kali tulis, kemudian dipublikasi. Hal ini berbeda dengan Penulisan Artikel di Website yang lebih Teknis, Sistematis, dan Konseptual, sehingga perlu proses koreksi dan editing yang lebih cermat dan teliti.

Waktu berlalu begitu cepat. Semenjak 2010 sampai hari ini, Perjalanan WOMEN MAGNET penuh lika dan liku. Namun bagi Saya dan segenap Team WOMEN MAGNET, Gerakan ini bagaikan sebuah Revolusi bukan Korporasi. WOMEN MAGNET adalah Ibadah adalah Dakwah bukan Usaha bermotif Laba.

Begitupun bagi Ayah Saya dan Aciap. Mereka telah Menua. Sekarang Aciap tidak lagi menjadi Chef merangkap Bos. Ia sudah Mandeg Pandito. Menjadi semacam Sesepuh. Dewan Penasihat. Putra Aciap yang masih tampak muda dengan roman wajah Pria berusia 20-an duduk di Meja Kasir sambil menunggu para pelanggan yang antri giliran membayar. Kadangkala untuk mengusir rasa bosan, Ia mengutak-ngatik Gadget Smart Phone-nya.

Aciap duduk di meja kecil yang lebih rendah dari Meja Kasir bersama Isterinya. Bercanda-tawa dan Bertukar Kelakar dengan Para Pelanggan yang Datang, terutama yang tua-tua. Mungkin mereka adalah angkatan Ayahku. 

Angkatan yang Mengalami Sendiri: Sepotong Nostalgia Romantis dengan Aciap dan Kwetiau Sapi-nya.

Pesanan Saya pun datang: Kwetiau Sapi Goreng isi Daging plus Torpedo dengan Minuman Segelas Es Teh.



Memang, Gak biasanya Saya memesan Kwetiau Sapi dengan Isi selain Daging. Mungkin Saya sedang Iseng. Memang diantara banyak Restoran Kwetiau Sapi di Mangga Besar, Kwetiau Sapi Aciap mungkin hanya Salah Satu dari Sedikit atau bahkan Satu-Satunya yang menyediakan Torpedo.

Terlihat jelas di etalase lemari kaca tempat menyimpan Daging dan lain-lain Isi Bagian Tubuh Sapi, begitu lengkap, dari Daging, Usus, Urat, Babat, sampai Torpedo.



Demikianlah sepenggal Cerita tentang Saya dan Kwetiau Sapi Aciap. Aciap sudah tidak lagi turun tangan sendiri menjadi Chef, namun Rasa Kwetiaunya bagi Saya tetap Lezat. Apakah memang demikian adanya?

Ada konten emosional disini dalam penilaian Saya. Dan Dunia selalu dibangun atas Persepsi. Dan Persepsi amat sangat dipengaruhi oleh Emosi. Manusia bukan Makhluk yang Logis tapi Emosional, namum me'rasa' dirinya Logis.

03 - 19-06-2013 - 22:06WIB
Dunkin Donuts - Hayam Wuruk - Kota

Peter Rave
Founder & Coach WomenMagnet.com
Twitter: @peterrave
 
WOMEN MAGNET
Sekolah Pelatihan Cinta, Kencan, dan Asmara bagi Pria
Facebook Fan Page: www.facebook.com/womenmagnet
BB Pin: 29F11F8A
YahooMessenger: womenmagnetinfo@yahoo.com


2 komentar:

  1. keliatannya menarik makanan kwitiaunya...

    BalasHapus
  2. i am very interested in the information contained in this post. The information contained in this post inspired me to generate research ideas.
    Jurnal Teknik
    Unimuda Sorong

    BalasHapus